Munculnya kelompok radikalisme, ekstrimisme dan terorisme di Indonesia dinilai sangat meresahkan, gerakan yang mereka lakukan meskipun berdalih pada Al-Quran dan Al-Hadits, namun gerakan kelompok ini tidak dapat dibenarkan. Guna menangkal serta menekan kelompok dan aksi tersebut, pemerintah Kota Kediri mendukung upaya moderasi beragama yang diselenggarakan MUI Kota Kediri.
KH. Abd. Hamid Abd Qodir, Wakil Ketua Umum MUI Kota Kediri dalam sambutannya menjelaskan bahwa sebagai upaya untuk menekan gerakan radikalisme maka moderasi beragama dinilai penting. Menurutnya, ajaran agama Islam itu moderat/ tawassuth. Hal ini menurutnya, moderasi merupakan upaya untuk mengarahkan pola pikir, sikap dan perilaku keberagaman umat agar tetap tawassuth tidak berlebihan/tidak bersikap ekstrem.
Memahami hal tersebut, Pemerintah Kota Kediri sangat mendukung upaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mentradisikan Islam Wasathiyah. Ferry Djatmiko, Asisten Perekonomiam dan Pembangunan Kota Kediri mengatakan, kegiatan halaqah Islam jalur tengah (Wasathiyah) perlu dilaksanakan. Pemahaman terhadap hal ini sangat diperlukan guna memberantas radikalisme. Disamping itu, pihaknya juga mengatakan, menjaga kerukunan antar umat beragama juga dipandang penting dalam menjaga keseimbangan dan menumpas radikalisme.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh MUI Kota Kediri melalui Komisi Ukhuwah Islamiyah dengan menghadirkan akademisi Prof. Dr. HM. Asror Yusuf, M.Ag dari IAIN Kediri dan Dr. A. Jauhar Fuad, M.Pd dari IAI-Tribakti Kediri sebagai narasumber. Selain itu kegiatan diikuti oleh 60 orang peserta dari perwakilan perguruan tinggi Islam di Kota Kediri dan Organisasi Masyarakat (Ormas) di Kota Kediri.